Desa Jerowaru

Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur
Prov. Nusa Tenggara Barat

Loading

Desa Jerowaru

Hari Libur Nasional

Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I.

  • Hari
  • Jam
  • Menit
  • Detik
Info
Selamat Datang di Website Resmi Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur - NTB

Berita Desa

Komentar Terbaru

SEKEPAT BALE BELEQ JEROWARU

 

Membaca Kris Lombok Yang Ditulis H. Lalu Djelenge

Sejarah Lombok Purbakala, terlebih lagi Lombok Prasejarah belum terlacak dan tercatat dengan baik, tidak setua sejarah di pulau Jawa yang mencatat sejarah Mataram Kuno (Kediri, Kuripan, Singasari, Majapahit dan kesultanan Mataram). Catatan yang lebih berarti di mulai dari zaman Majapahit yang menjadikan Lombok sebagai salah satu sasaran Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada yang disebutnya Tanah Sela, Sasak Adi, Sasak Mirah.

Asal muasal sebutan Lombok berikut penduduk aslinya yang disebut Suku Sasak itupun masih terdapat berbagai versi. Ada yang berpendapat, Sasak berasal dari proses kedatangan awal manusia yang menjadi cikal bakal Suku Sasak dengan rakit yang disebut Saksak. Ada juga pendapat berasal dari gambaran keadaan pulau Lombok yang ketika itu yang merupakan hutan belantara terutama bambu yang sangat rapat dan sesak. Keberadaan hutan bambu ini, memang masih digambarkan oleh Robert Wallace dalam petualangannya yang juga melalui Lombok pada pertengahan abad XIX. Sedangkan nama Lombok, ada pendapat yang mengambil dari bahasa Sasak yang berarti lurus sesuai pembawaan umum etnisnya yang polos meskipun terkesan terlalu dicari-cari.

Menurut pendapat penulis sendiri, khusunya untuk sebutan pulau Lombok berasal dari nama kerajaan awal yang menonjol disekitar pulau Lombok waktu itu, yakni di Kayangan. Adalah umum di masa lalu, di luar daerah lebih mengenal pelabuhan utamanya. Belakangan, setelah Ampenan menjadi pelabuhan utama di zaman Belanda, di luar daerah lebih dikenal beras Ampenan, tembakau Ampenan, dan seterusnya. Sampai decade 60-an, orang Jawa pedalaman, lebih mengenal Ampenan dari pada Lombok yang diidentikkan dengan Bali, seperti halnya di zaman itu orang mancanegara lebih mengenal Bali dari pada Indonesia.

Lombok di Zaman Majapahit.

Sejarah Lombok yang utuh sampai berakhirnya abad XX belum terseusun sampai tingkat yang pantas sebagai muatan lokal bagi generasi penerus dalam mengenal sejarah daerahnya. Kanwil Depkidbud Provinsi NTB, baru sampai pada tingkat inventarisisasi, belum sampai pada tingkat penyusunan sejarah yang utuh. Sejarah Lombok memang lebih merupakan kisah sedih yang porak—poranda, beralih dari pengaruh kerajaan besar yang satu kepada yang lainnya dan di sana–sini mengandung hal yang dianggap peka untuk diungkapkan, sehingga tertutup kabut dan misteri. Menurut penulis sudah waktunya untuk diungkap secara apa adanya dengan ilmiah dan obyektif.

Sejarah Lombok di zaman Majapahit pun masih merupakan bahan yang lepas-lepas. Bahan utamanya dari babad-babad haruslah pandai-pandai dalam menyaringnya sehingga mempunyai nilai sejarah sebagaimana umumnya. Babad banyak diwarnai legenda dan dongeng, beruntunglah penulis mempunyai catatan silsilah Raja-raja Lombok yang cukup lengkap dari zaman Majapahit abad XIV. Silsilah yang ada selama ini cendrung disembunyikan sesuai kebiasaan penyimpanan pusaka yang dianggap sakral di zamannya. Dengan demikian, catatan silsilah ini belum pernah dipakai sebagai acuan oleh para ahli. Baru sekarang ini, penulis sendiri yang memasyarakatkannya karena sudah tidak zamannya lagi untuk tetap merahasiakannya. Sebagai bahan masukan, minimal sebagai perbandingan. Sesuai adat dalam menjaga kemurnian ‘’darah biru’’ catatan hanya menyangkut garis turunan laki-laki saja. Kecuali keturunan perempuan yang mencatat sejarahnya sendiri. Selanjutnya catatan hanya menyebutkan gelar kebesaran saja, sedikit catatan dan cerita turun-temurun yang menyebutkan nama asli. Hal ini sesuai pula dengan kebiasaan di Lombok khusunya, akan tetapi merupakan kebiasaan juga diseluruh Indonesia pada umumnya.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Yogyakarta oleh rakyatnya hanya berani disebut dengan panggilan hidmat, ‘’Ingkung Sinuhun’’. Sedikit sekali yang menghantui nama aslinya ‘’Darajatun’’.

Demikian pula halnya dengan Tuan Guru HM Zainuddin AM, ulama Lombok yang terkenal. Para santrinya dengan penuh hormat menyebut ‘’Maulana Syaich’’. Sedangkan masyarakat lainnya menyebut Tuan Guru Pancor, demikian pula halnya dengan Tuan Guru Ilang Sabil (Haji Ali Batu), Datu Muter, Datu Polak, Datu Tuan, Datu Regak dan sebagainya. Dalam kehidupan modern pun orang merasa lebih santun menyebutkan Bapak Presiden, Bapak Menteri, Bapak Gubenur dari pada menyebutkan nama.

Silsilah tersebut, aslinya sampai dengan generasi ke-X, ditulis di atas lempengan tembaga, sedangkan catatan selanjutnya ditulis di atas lembaran lontar. Disimpan sebagai pusaka sakral antara lain bersamaan dengan babad Kotaragama dan lain-lain yang hanya dapat dikeluarkan setelah melalui berbagai upacara ritual. Babad Kotaragama dibawa oleh Mr. Koesnoe pada tahun 1960 ke Leiden. Akan tetapi tidak terlalu jelas bagaimana prosesnya, belakangan ada babad Kotaragama yang dikembalikan kepada Pemda Tingkat I NTB yang ada di Musium NTB sekarang ternyata ada sedikit perbedaan dilihat dari diskripsinya. Sedangkan silsilah tersebut, setelah berusaha dilacak sudah tak tentu rimbanya. Beruntunglah pada dekade 40-an telah diturunkan dalam bentuk bagan yang lebih modern di bawah bimbingan Belanda.

Catatan silsilah tersebut dimulai dari Deneq Mas Pangeran sebagai generasi pertama. Siapa Mas Pangeran terdapat berbagai versi; versi pertama : sesuai sebutannya, adalah merupakan salah seorang Pangeran Majapahit, anggota ekspedisi pendahuluan Mpu Nala atau anggota rombongan inspeksi Gajah Mada yang datang kemudian. Mr. Koesnoe menyebut nama Pangeran Untara.

Versi kedua; Mas Pangeran sendiri adalah Mpu Nala sendiri, sesuai pola pengamanan daerah taklukan ketika itu yang umum dilakukan dengan perkawinan politik. Terbukti dari pengambilan nama Nala versi Gelgel. Kelungkung-Bali menyebutkan penguasa yang ditempatkan semula diganti oleh Gajah Mada dengan dua orang turunan Dharmawangsa kerajaan Kediri dari Desa Pakis yang akhirnya menurunkan dinasti Kepakisan Bali.

Apa hubungannya dengan tiga saudara di atas? Belum jelas. Yang jelas adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada untuk mempersatukan Nusantara di bawah bendera kerajaan Majapahit. Pada waktu itu yang dikirimkan ke arah Timur adalah ekspedidi di bawah pimpinan Mpu Nala kurang lebih tahun 1343 M (termasuk ke Lombok). Disusul dengan inspeksi oleh Gajah Mada sekitar 10 tahun kemudian atau pada tahun 1353 yang menabelkan Lombok sebagai bagian dari Majapahit.

Dengan demikian, maka resmilah Lombok berada di bawah pengaruh Majapahit yang disebut Selapawis. Klungkung dengan kerajaan Gelgel mencatat sejarah yang gilang-gemilang meskipun akhirnya Bali terpecah-belah dikapling menjadi belasan kerajaan. Belakangan, Karang Asem-lah yang paling berkibar menggeser posisi Klungkung.

Betara Mas Kerta Jala di Sulawesi, karena hubungan yang sulit tak tercatat kelanjutannya.

Batara Mas Tunggul Nalalah yang tinggal di Lombok, yang kemudian nantinya menurunkan raja-raja yang ada di Lombok. Beliau tercatat memiliki dua orang putra. Putra bungsu bernama Deneq Mas Muncul, tinggal dan menetap di Bayan yang kemudian memiliki keturunan Deneq Mas Karobela, dan Deneq Mas Laki Singgia. Meskipun sempat berkembang menjadi kelompok keluarga kerajaan Bayan, Gangga, dan Sokong. Karena lebih eksis kakaknya, tidak tercatat aktifitas pemerintahan yang dinamis. Kakaknyalah, Deneq Mas Putra Pengendeng Segara Katon Rembitan yang berhasil menegakkan eksistensinya mendirikan kerajaan Lombok yang berpusat di Kayangan pesisir pantai Timur pulau Lombok. Yang kelak menurunkan raja-raja Selaparang dan Pejanggik, berikut kelompok-kelompok keluarga dibagian Selatan pulau Lombok meskipun yang terakhir ini tidak tercatat dengan baik.

Moksanya orang kuat sang pemersatu Mahapatih Gajah Mada mulai menimbulkan berbagai intrik dilingkungan Keraton Majapahit disertai mulai masuknya pengaruh islam yang menyebakan kecemerlangan Kerajaan Majapahit mulai pudar sampai akhirnya hilang sirna kertaning bumi. Tidak sampai berakhir abad XV, kesempatan mulai melemahnya Majapahit dicoba dimanfaatkan oleh Belambangan yang melepaskan diri dan mengklaim wilayah Timur Indonesia, akan tetapi cengkramanya waktu itu masih sangat lemah bahkan belakangan, ganti Gelgel yang mengklaim wilayah Timur dari Pugar Lumajang, Pasuruan, Bali, Lombok, Sumbawa, bahkan sampai Manggarai (Flores). Merasa satu rumpun dengan cikal bakal dari Majapahit, kerajaan Lombok tetap merasa satu-kesatuan dan kesetiaan yang utuh terhadap kerajaan Majapahit. Oleh karena itu kerajaan Lombok tidak mengakui Belambangan maupun Gelgel yang berdiri sendiri. Ruh Majapahit sangat menjiwai dan mewarnai budaya Sasak – Lombok sampai dengan saat ini. Bahasa yang ditulis dalam lontar-lontar adalah bahasa pewayangan, bahkan bahasa dalam upacara adat masih menggunakan bahasa Jawa yang sudah bercampur dengan bahasa Sasak-Bali yang disesuaikan dengan logat Sasak. Aksara Sasak – pun berakar dari bahasa Jawa yang sudah disesuaikan dengan logat Sasak tanpa (Dha) dan (Tha), sehingga tinggal 18 huruf dasar dan terkadang masih disebut huruf Jejawan. Terdapat berbagai tempat yang sama atau berbau Jawa seperti Kediri, Kuripan, Surabaya, Wanasaba, bahkan Ibu Kotanya bernama Mataram, nama kerajaan dulu di Jawa. Pembawaan sikap budayanya pun dalam banyak hal antara lain pembawaan yang tidak ekspresif cukup deket dengan sikap dan budaya Jawa.

 

Kiriman Komentar

Beri Komentar

Desa

5.281

LAKI-LAKI

LAKI-LAKI5.281penduduk

5.359

PEREMPUAN

PEREMPUAN5.359penduduk

10.640

TOTAL

TOTAL10.640penduduk

Layanan
Mandiri

Hubungi Pemerintah Desa untuk mendapatkan PIN

Pemerintah Desa

KEPALA DESA

MUHAMMAD NASHRUDDIN, S.Kel, M.Si

SEKRETARIS DESA

WILDAN JAOHARI, S.KOM

KAUR TATA USAHA DAN UMUM

HIRFAN HAYADI

KAUR KEUANGAN

MASTUR

KASI PELAYANAN

NILA ROSZA, S.Pd

KEPALA WILAYAH JEROWARU DAYE

ABDUL RAHMAN

KEPALA WILAYAH JEROWARU BAT

LALU ABD HAMID

KEPALA WILAYAH JEROWARU LAUK

RAMLI

KEPALA WILAYAH MONTONG WASI

AHMAD RIZAL FAUZI, S.Pd

KEPALA WILAYAH POTON BAKO

LALU SAMSUL HAKIM

KEPALA WILAYAH TELONG ELONG

MUHAJIDIN

KEPALA WILAYAH JOR

HERWANDI JAYADI, S.Pd

KEPALA WILAYAH TUTUK

H. MUSTAWALLI

KEPALA WILAYAH RATU

MULTAZAM MARJAN, S.H

KASI KESEJAHTERAAN RAKYAT

KAMAL MUKHTAR, S.Pd

KASI PEMERINTAHAN

TAJALLI YAHYA, S.IP

OPERATOR DESA

HANDRIAN HASPARI, S.Pd

KEPALA WILAYAH MONTONG WASI DAYE

ABDUL MUHARIS

KEPALA WILAYAH OTAK DESE

LALU BAMBANG BUANA

KEPALA WILAYAH SEKILAT

HENDRA KUSUMA WARDANA

KEPALA WILAYAH JEROWARU BAT DUA

SYAMSUL RIZAL

KEPALA WILAYAH LINGKOK LOAM

LALU AGUS SATRIAWAN, A.Md

KEPALA WILAYAH PELAMBIK DAYE

LALU SATRIADI, S.Pd

KEPALA WILAYAH PENGOROS LUAH

MUHIBBIN, S.Pd

KEPALA WILAYAH SEREMONGKOT

TAUPAN ALI AKBAR, S.T

STAF

SILMAYANI

KEPALA WILAYAH BADUI

IRFAN MULIADI

KEPALA WILAYAH LENDANG PETAK

IRWAN, S.H

KEPALA WILAYAH TANAK NENTUNG

MUH. ZAINUDDIN

KEPALA WILAYAH PELAMBIK TIMUK

SYA'BANUL AMIN, S.Pd

KAUR PERENCANAAN

DENI ALPIAN PRANATA

PEKEMIT

LALU WIRE SENTANE

PERKEMBANGAN PENDUDUK

Bulan Ini

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

1

Orang

Pindah

0

Orang

Bulan Lalu

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

51

Orang

Pindah

0

Orang

LAYANAN SURAT PENGANTAR

Hari Ini

0

Surat

Kemarin

0

Surat

Minggu Ini

0

Surat

Bulan Ini

31

Surat

Bulan Lalu

280

Surat

Tahun Ini

1,106

Surat

Tahun Lalu

0

Surat

Total

1,241

Surat

Agenda

Untuk sementara, belum ada agenda yang akan dilaksanakan.

Komentar
Statistik Pengunjung
Hari ini : 17
Kemarin : 130
Total Pengunjung : 34.209
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 216.73.216.176
Browser : Mozilla 5.0
Pemerintah Desa

MUHAMMAD NASHRUDDIN, S.Kel, M.Si

KEPALA DESA

WILDAN JAOHARI, S.KOM

SEKRETARIS DESA

HIRFAN HAYADI

KAUR TATA USAHA DAN UMUM

MASTUR

KAUR KEUANGAN

NILA ROSZA, S.Pd

KASI PELAYANAN

ABDUL RAHMAN

KEPALA WILAYAH JEROWARU DAYE

LALU ABD HAMID

KEPALA WILAYAH JEROWARU BAT

RAMLI

KEPALA WILAYAH JEROWARU LAUK

AHMAD RIZAL FAUZI, S.Pd

KEPALA WILAYAH MONTONG WASI

LALU SAMSUL HAKIM

KEPALA WILAYAH POTON BAKO

MUHAJIDIN

KEPALA WILAYAH TELONG ELONG

HERWANDI JAYADI, S.Pd

KEPALA WILAYAH JOR

H. MUSTAWALLI

KEPALA WILAYAH TUTUK

MULTAZAM MARJAN, S.H

KEPALA WILAYAH RATU

KAMAL MUKHTAR, S.Pd

KASI KESEJAHTERAAN RAKYAT

TAJALLI YAHYA, S.IP

KASI PEMERINTAHAN

HANDRIAN HASPARI, S.Pd

OPERATOR DESA

ABDUL MUHARIS

KEPALA WILAYAH MONTONG WASI DAYE

LALU BAMBANG BUANA

KEPALA WILAYAH OTAK DESE

HENDRA KUSUMA WARDANA

KEPALA WILAYAH SEKILAT

SYAMSUL RIZAL

KEPALA WILAYAH JEROWARU BAT DUA

LALU AGUS SATRIAWAN, A.Md

KEPALA WILAYAH LINGKOK LOAM

LALU SATRIADI, S.Pd

KEPALA WILAYAH PELAMBIK DAYE

MUHIBBIN, S.Pd

KEPALA WILAYAH PENGOROS LUAH

TAUPAN ALI AKBAR, S.T

KEPALA WILAYAH SEREMONGKOT

SILMAYANI

STAF

IRFAN MULIADI

KEPALA WILAYAH BADUI

IRWAN, S.H

KEPALA WILAYAH LENDANG PETAK

MUH. ZAINUDDIN

KEPALA WILAYAH TANAK NENTUNG

SYA'BANUL AMIN, S.Pd

KEPALA WILAYAH PELAMBIK TIMUK

DENI ALPIAN PRANATA

KAUR PERENCANAAN

LALU WIRE SENTANE

PEKEMIT